|
Port St.Martin de Ré |
Hari
itu jam 8 pagi, matahari bersinar terang, langit terlihat cerah dan suhu udara perlahan
beranjak naik dari 4° Celcius dan terus naik. Adakah yang lebih menyenangkan
selain langit yang cerah setelah beberapa bulan menjalani musim dingin?
Memasuki
minggu ke 2 libur sekolah dan disambut cuaca yang cerah, alangkah nikmatnya jika
bisa jalan-jalan ke pulau. Ada sebuah pulau yang letaknya dekat dengan tempat
tinggal kami La Rochelle yaitu Île de Ré. Selain jaraknya yang dekat,
Île
de Ré dapat ditempuh dengan bus karena ada jembatan yang menghubungkan
antara La Rochele dengan Île de Ré. Kata orang, belumlah
lengkap mengunjungi La Rochelle jika belum mengunjungi Île de Ré.
Bus
yang melayani rute
La Rochelle- Île de Ré adalah
sebuah bus yang bernama
Les Mouettes jalur 3 (ligne 3)
. Untuk
naik bus tersebut
kami memilih halte
Gare SNCF (stasiun kereta La Rochelle),
karena halte tersebut yang paling dekat dengan rumah kami. Halte Gare SNCF
merupakan halte yang strategis terutama bagi wisatawan yang berasal dari luar
La Rochelle, misal dari Paris. Hanya memerlukan waktu tempuh selama 3 jam dari
Paris ke La Rochelle dengan menggunakan kereta TGV kemudian dilanjutkan dengan
bus Les Mouettes. Untuk wisatawan yang menggunakan pesawat, terdapat bandara
tepat di sebelah gerbang masuk jembatan yang menghubungkan
La Rochelle- Île de Ré. Untuk melihat jam dan tarif bus silakan buka link ini.
|
Bus Les Mouettes berangkat dari Gare SNCF |
Bus
Les Mouettes ini berangkat setiap jam dari Gare SNCF menuju Île
de Ré (St.martin de Re) dengan
waktu tempuh kira-kira 1 jam perjalanan. Seperti bus pada umumnya, Les Mouettes
ini juga berhenti pada setiap halte yang dilewatinya. Salah satu pemberhentian
yaitu Place de Verdun (stasiun bus La Rochelle). Tiket yang harus dibayar
untuk perjalanan dari La Rochelle <>
Île de Ré adalah 5€. Tiket itu
adalah tiket round trip yang dapat
digunakan seharian untuk berkeliling pulau.
Pulau
Île de Ré dibagi menjadi 10 kota dimana masing-masing kota memiliki
karakteristik dan daya tarik tersendiri. Misalnya Saint Martin de Ré dengan
pelabuhannya, Saint Clément des Baleines dengan Mercusuarnya dan Le
Bois dengan Pasarnya. Karena ini adalah kali pertamanya kami berkunjung
ke Île de Ré, maka kami memutuskan untuk mengunjungi satu tempat saja yaitu
Saint Martin.
|
Musium Ernest Cognacq |
Saint
Martin adalah sebuah pelabuhan kecil yang dikelilingi oleh restaurant, toko pakaian
dan aneka souvenir khas Île de Ré. Pemandangan di sekeliling adalah khas sebuah
pelabuhan, dengan perahu-perahu yang ditambatkan di tepi dermaga. Île de Ré
adalah pulau yang ramah lingkungan. Di sini tersedia banyak tempat persewaan
sepeda dan jalanan di sini juga sangat aman untuk pengendara sepeda karena
tedapat jalur khusus yang disediakan untuk bersepeda, sehingga banyak wisatawan
yang datang bersama keluarga kemudian menyewa sepeda untuk berkeliling.
|
Wisatawan menikmati pelabuhan sambil bersepeda |
Di
pelabuhan St.Martin de Ré ini terdapat sebuah toko merchandise dan souvenir
khusus menjual pernak-pernik karakter tokoh komik legendaris TINTIN. Toko ini adalah satu-satunya toko di Perancis yang menjual Pernik khusus tokoh komik TINTIN.
|
Satu-satunya toko di Perancis yang khusus menjual pernik TINTIN |
|
Salah satu pernik yang dijual di toko khusus TINTIN ini |
Tak jauh dari
pelabuhan Saint Martin, tepatnya di dekat halte bus terdapat arena bermain untk
anak. Di sana ada boom boom car, kereta mini, carousel, dan mini golf. Terdapat
satu atraksi yang merupakan daya tarik dari Saint Martin de Ré, yaitu Âne
en cullote (keledai yang mengenakan kulot). Hanya dengan 3€ anak-anak
bisa menunggangi keledai bercelana kulot satu putaran. Yang berbeda dari
atraksi menunggang keledai ini adalah orang tua berperan serta menemani anak
ketika berkeliling mengendarai keledai yaitu sebagai penuntun keledai dengan
cara memegang tapi kekang dan menuntunnya. Terkadang selama perjalanan
mengelilingi area menunggang keledai ini, sang keledai malah berhenti untuk
makan rumput. Alhasil kita harus menunggunya sampai dia selesai makan.
|
Atraksi menunggang keledai untuk anak-anak |
|
Maisha sedang menunggangi keledai |
Kebetulan ketika
kami tiba di pelabuhan ini adalah waktunya makan siang. Prinsip kami dalam melakukan
perjalanan wisata yaitu “belum lengkap sebuah perjalanan wisata ke suatu tempat
jika tidak mencicipi makanan dan minuman di tempat itu”. Restoran yang kami
singgahi waktu itu adalah Le Phare (mercusuar). Sebuah
restoran dengan view menghadap pelabuhan. Meskipun siang itu sangat terik namun
Restoran Le Phare sangat ramai dan akhirnya kami mendapatkan meja dibawah sinar
matahari. Pelayanan restoran Le Phare sangatlah
memuaskan. Selain penyajiannya cepat, pelayanan Le Phare juga sangat ramah dan
terkadang bercanda dengan pengunjung. Le Phare sangat direkomendasikan untuk
wisatawan yang berkunjung ke Île de Ré. Keramahan lokal seperti inilah yang
dicari dalam sebuah perjalanan wisata.
|
Restoran Le Phare di tepi pelabuhan St.Martin de Ré |
Tidak terasa
waktu telah menunjukan pukul 17.00 sore. Enam jam di Île de Ré ternyata masih terasa
kurang, bahkan untuk menjelajah Pelabuhan Saint Martin de Ré saja tidaklah cukup.
Namun apalah daya, bus terakhir dari St.Martin de Ré adalah jam 18.30 dan
akhirnya kami putuskan untuk pulang. Bagi wisatawan yang ingin menginap dan
menghabiskan waktu liburan di Île de Ré terdapat berbagai macam penginapan,
mulai dari camping park, cabana sampai hotel tersedia juga.
|
Toko souvenir |
|
Toko penjual pernik khusus TINTIN |
|
Foto keluarga 1 |
|
Foto keluarga 2 |
No comments:
Post a Comment