April 20, 2016

Île de Ré, Sebuah Piknik di Musim Semi

                

Port St.Martin de Ré 
               Hari itu jam 8 pagi, matahari bersinar terang, langit terlihat cerah dan suhu udara perlahan beranjak naik dari 4° Celcius dan terus naik. Adakah yang lebih menyenangkan selain langit yang cerah setelah beberapa bulan menjalani musim dingin?
                Memasuki minggu ke 2 libur sekolah dan disambut cuaca yang cerah, alangkah nikmatnya jika bisa jalan-jalan ke pulau. Ada sebuah pulau yang letaknya dekat dengan tempat tinggal kami La Rochelle yaitu Île de Ré. Selain jaraknya yang dekat, Île de Ré dapat ditempuh dengan bus karena ada jembatan yang menghubungkan antara La Rochele dengan Île de Ré. Kata orang, belumlah lengkap mengunjungi La Rochelle jika belum mengunjungi  Île de Ré.

                Bus yang melayani rute La Rochelle- Île de Ré adalah sebuah bus yang bernama Les Mouettes jalur 3 (ligne 3). Untuk naik bus tersebut kami memilih halte Gare SNCF (stasiun kereta La Rochelle), karena halte tersebut yang paling dekat dengan rumah kami. Halte Gare SNCF merupakan halte yang strategis terutama bagi wisatawan yang berasal dari luar La Rochelle, misal dari Paris. Hanya memerlukan waktu tempuh selama 3 jam dari Paris ke La Rochelle dengan menggunakan kereta TGV kemudian dilanjutkan dengan bus Les Mouettes. Untuk wisatawan yang menggunakan pesawat, terdapat bandara tepat di sebelah gerbang masuk jembatan yang menghubungkan La Rochelle- Île de Ré. Untuk melihat jam dan tarif bus silakan buka link ini.

Bus Les Mouettes berangkat dari Gare SNCF

                Bus Les Mouettes ini berangkat setiap jam dari Gare SNCF menuju Île de Ré  (St.martin de Re) dengan waktu tempuh kira-kira 1 jam perjalanan. Seperti bus pada umumnya, Les Mouettes ini juga berhenti pada setiap halte yang dilewatinya. Salah satu pemberhentian yaitu Place de Verdun (stasiun bus La Rochelle). Tiket yang harus dibayar untuk perjalanan dari La Rochelle <> Île de Ré adalah 5€. Tiket itu adalah tiket round trip yang dapat digunakan seharian untuk berkeliling pulau.
                Pulau Île de Ré dibagi menjadi 10 kota dimana masing-masing kota memiliki karakteristik dan daya tarik tersendiri. Misalnya Saint Martin de Ré dengan pelabuhannya, Saint Clément des Baleines dengan Mercusuarnya dan Le Bois dengan Pasarnya. Karena ini adalah kali pertamanya kami berkunjung ke Île de Ré, maka kami memutuskan untuk mengunjungi satu tempat saja yaitu Saint Martin.
Musium Ernest Cognacq

                Saint Martin adalah sebuah pelabuhan kecil yang dikelilingi oleh restaurant, toko pakaian dan aneka souvenir khas Île de Ré. Pemandangan di sekeliling adalah khas sebuah pelabuhan, dengan perahu-perahu yang ditambatkan di tepi dermaga. Île de Ré adalah pulau yang ramah lingkungan. Di sini tersedia banyak tempat persewaan sepeda dan jalanan di sini juga sangat aman untuk pengendara sepeda karena tedapat jalur khusus yang disediakan untuk bersepeda, sehingga banyak wisatawan yang datang bersama keluarga kemudian menyewa sepeda untuk berkeliling.

Wisatawan menikmati pelabuhan sambil bersepeda

                Di pelabuhan St.Martin de Ré ini terdapat sebuah toko merchandise dan souvenir khusus menjual pernak-pernik karakter tokoh komik legendaris TINTIN. Toko ini adalah satu-satunya toko di Perancis  yang menjual Pernik khusus tokoh komik TINTIN.

Satu-satunya toko di Perancis yang khusus menjual pernik TINTIN


Salah satu pernik yang dijual di toko khusus TINTIN ini

Tak jauh dari pelabuhan Saint Martin, tepatnya di dekat halte bus terdapat arena bermain untk anak. Di sana ada boom boom car, kereta mini, carousel, dan mini golf. Terdapat satu atraksi yang merupakan daya tarik dari Saint Martin de Ré, yaitu Âne en cullote (keledai yang mengenakan kulot). Hanya dengan 3€ anak-anak bisa menunggangi keledai bercelana kulot satu putaran. Yang berbeda dari atraksi menunggang keledai ini adalah orang tua berperan serta menemani anak ketika berkeliling mengendarai keledai yaitu sebagai penuntun keledai dengan cara memegang tapi kekang dan menuntunnya. Terkadang selama perjalanan mengelilingi area menunggang keledai ini, sang keledai malah berhenti untuk makan rumput. Alhasil kita harus menunggunya sampai dia selesai makan.

Atraksi menunggang keledai untuk anak-anak

Maisha sedang menunggangi keledai

Kebetulan ketika kami tiba di pelabuhan ini adalah waktunya makan siang. Prinsip kami dalam melakukan perjalanan wisata yaitu “belum lengkap sebuah perjalanan wisata ke suatu tempat jika tidak mencicipi makanan dan minuman di tempat itu”. Restoran yang kami singgahi waktu itu adalah Le Phare (mercusuar). Sebuah restoran dengan view menghadap pelabuhan. Meskipun siang itu sangat terik namun Restoran Le Phare sangat ramai dan akhirnya kami mendapatkan meja dibawah sinar matahari. Pelayanan restoran Le Phare  sangatlah memuaskan. Selain penyajiannya cepat, pelayanan Le Phare juga sangat ramah dan terkadang bercanda dengan pengunjung. Le Phare sangat direkomendasikan untuk wisatawan yang berkunjung ke Île de Ré. Keramahan lokal seperti inilah yang dicari dalam sebuah perjalanan wisata.

Restoran Le Phare di tepi pelabuhan St.Martin de Ré

Tidak terasa waktu telah menunjukan pukul 17.00 sore. Enam jam di Île de Ré ternyata masih terasa kurang, bahkan untuk menjelajah Pelabuhan Saint Martin de Ré saja tidaklah cukup. Namun apalah daya, bus terakhir dari St.Martin de Ré adalah jam 18.30 dan akhirnya kami putuskan untuk pulang. Bagi wisatawan yang ingin menginap dan menghabiskan waktu liburan di Île de Ré terdapat berbagai macam penginapan, mulai dari camping park, cabana sampai hotel tersedia juga. 



Toko souvenir

Toko penjual pernik khusus TINTIN

Foto keluarga 1

Foto keluarga 2

No comments: